Hubungan Penjepitan Tali Pusat Lambat Terhadap Kejadian Ikterus Pada Bayi Baru Lahir

Authors

  • Andi Sastria Program Studi Profesi Ners Universitas Mega Buana Palopo
  • Hasliah Fakultas Kesehatan Universitas Mega Buana Palopo

DOI:

https://doi.org/10.59183/aacendikiajon.v3i1.32

Keywords:

late cord clamping, jaundice, newborn

Abstract

Delayed cord clamping adalah praktek penundaan pengekleman dan pemotongan tali pusat dimana tali pusat tidak dijepit atau dipotong sampai setelah denyutan berhenti, atau sampai setelah plasenta lahir seluruhnya. Berdasarkan laporan WHO menyatakan waktu yang optimal untuk menjepit tali pusat untuk semua bayi tanpa memandang usia kehamilan dan berat badan janin adalah ketika sirkulasi atau denyutan di tali pusat telah berhenti, dan tali pusat ini datar dan pulseless sekitar 3 menit atau lebih setelah lahir. Dimana Peningkatan volume sel darah merah pada transfusi plasenta ini akan mempengaruhi kadar bilirubin bayi baru lahir Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan penjepitan tali pusat lambat terhadap kejadian ikterus di Puskesmas Malunda. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian cross secsional study. Sampel dalam penelitian ini adalah semua bayi yang ada di Puskesmas malunda yang berjumlah 30 orang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa p-value=0,001 pada penundaan penjepitan tali pusat dengan kejadian ikterus. Sehingga ada hubungan penundaan penjepitan tali pusat dengan kejadian ikterus.

References

Ashish, K. C. et al. (2016). Effect of timing of umbilical cord clamping on anaemia at 8 and 12 months and later neurodevelopment in late pre-term and term infants; a facility- based, randomized-controlled trial in Nepal. BMC Pediatrics, 16(1), pp. 1–6. doi: 10.1186/s12887- 016- 0576-z.

Astuti DP. (2018). Penundaan Penjepitan Tali Pusat terhadap Kadar Bilirubin Bayi Baru Lahir. Journal of Health Sciences, Vol. 11 No. 2, August 2018, 177-182

Blumovich, A. et al. (2020). Risk factors for readmission for phototherapy due to jaundice in healthy newborns: A retrospective, observational study. BMC Pediatrics, 20(1), pp. 1–6. doi: 10.1186/s12887-020-02157-y.

Eryanti R. 2020. Pengaruh delay cord clamping terhadap ikterus neonatorum. Jurnal Riset Kebidanan Indonesia. Vol 4, No. 2, Desember 2020, pp. 49-53

Aisyah N. (2017). Perawatan tali pusat terbuka sebagai upaya Mempercepat pelepasan tali pusat. Indonesia Jurnal Kebidanan. Vol. I No.I (2017) 29-36 |

Badan Pusat Statistik. (2016). Potret awal tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable development goals) di Indonesia. Badan Pusat Statistik.

Budiarti A, dkk. (2017). Perbedaan Efektifitas Penggunaan Kassa Kering Steril Dibandingkan Dengan Kassa Alkohol Terhadap Lama Lepas Tali Pusat Di Desa Cerme Kidul-Gresik. E-jurnal

Damanik S. (2020). Perbandingan Metode Topikal Asi Dan Tenik Terbuka Terhadap Pelepasan Tali Pusat Pada Bayi Baru Lahir Diklinik Bersalin Hj Nirmala Sapni Krakatau Pasar 3 Kecamatan Medan Timur Kota Medya Medan. Jurnal Pionir LPPM Universitas Asahan. Vol. 7 N0.1 Januari 2021

Lake, E. A. et al. (2019). Magnitude of Neonatal Jaundice and Its Associated Factor in Neonatal Intensive Care Units of Mekelle City Public Hospitals, Northern Ethiopia. International Journal of Pediatrics. Hindawi, 2019, pp. 1–9. doi: 10.1155/2019/1054943.

Downloads

Published

2024-07-30